Bryan Domani dan Prilly Latuconsina Beradu Akting dalam Film ‘Patah Hati yang Kupilih
Jakarta, — Sinemaku Pictures menutup tahun 2025 di bioskop dengan film drama terbarunya, Patah Hati yang Kupilih yang dibintangi Prilly Latuconsina, Bryan Domani, dan Indian Akbar. Film yang disutradarai Danial
Rifki ini membawa kisah cinta dewasa yang membahas berbagai perbedaan mulai dari agama hingga cinta yang terhalang restu orangtua.
Diproduseri oleh Umay Shahab, Prilly Latuconsina, dan Bryan Domani, dengan
produser eksekutif Yahni Damayanti, film Patah Hati yang Kupilih membawa tema romansa yang lebih dewasa, dan menjadi karya yang berbeda dari judul-judul yang pernah dirilis.
Film Patah Hati yang Kupilih mengikuti kisah Ben (Bryan Domani) dan Alya (Prilly Latuconsina), sepasang mantan kekasih yang pernah menjalani hubungan beda agama dan melakukan kesalahan besar, hingga hadir seorang anak di hubungan mereka. Di saat mereka tak bisa melanjutkan hubungan cinta karena terhalang perbedaan agama dan restu orangtua, di sisi lain mereka tetap harus hadir sebagai
orangtua dari anak mereka, dan berusaha melawan rasa cinta yang terus hadir diantara keduanya.
Danial Rifki memotret kompleksitas cinta dewasa dengan begitu lembut. Menjadikan kisah Ben dan Alya yang diperankan Bryan Domani dan Prilly Latuconsina sebagai refleksi pada kisah-kisah cinta yang menghadapi berbagai perbedaan dan tantangan.
Film ini juga menghadirkan lapisan-lapisan konflik yang tak hanya membahas kisah cinta beda agama, tetapi juga tentang bagaimana proses pendewasaan manusia dalam melewati berbagai fase kehidupan mulai dari patah hati hingga konflik dalam hidup.
“Saat berkolaborasi dan memilih Danial Rifki untuk menggarap film ini, kami
merasa dia sebagai sutradara yang tepat untuk mengarahkan kisah cinta romansa dari sudut pandang yang lebih dewasa. Hal ini menjadikan Sinemaku Pictures memiliki warna yang berbeda dari karya kami sebelumnya dan baru. Film Patah Hati yang Kupilih ingin mengajak penonton Indonesia untuk berdiskusi tentang kisah-kisah yang kerap kita jumpai dalam keseharian, tentang perbedaan yang lebih universal,” ujar produser Umay Shahab.
Sutradara Danial Rifki mengungkapkan, ketika ditawari untuk menggarap filmP atah Hati yang Kupilih sempat merasa ragu apakah dirinya bisa mengarahkan dengan tepat. Sebab, menurut Danial, selama ini Sinemaku Pictures memilikis ignature tentang kisah-kisah dari karakter Gen Z. Namun, ketika dijelaskan bahwa kisah cinta yang dibawa di film ini merupakan karakter yang lebih dewasa, ia pun yakin dan tertantang untuk menggarap tema tentang perbedaan yang bukan hanya sekadar menyoroti kisah cinta beda agama.
“Tanpa disadari, ketika mengangkat isu perbedaan, itu juga berefleksi pada hal yang lebih luas. Bagi saya, topik perbedaan adalah isu yang sangat membumi untuk masyarakat Indonesia. Di film ini, bukan hanya soal cinta beda agama, tetapi juga bagaimana kita bisa melihat para karakternya dalam menyikapi perbedaan itu.
Semoga bisa menjadi refleksi bagi penonton, dan bisa merasakan perasaan dari para karakternya untuk bisa didiskusikan bersama-sama,” kata sutradara Danial Rifki. Di film ini, juga menjadi peran baru bagi Prilly Latuconsina. Memerankan Alya,
Prilly menjadi ibu tunggal. Selain itu, ia juga berhadapan dengan konflik romansa yang lebih dewasa dari peran-peran sebelumnya. “Memerankan Alya sebagai Ibu tunggal adalah sesuatu yang baru bagiku. Di film ini, kehadiran anak dalam kehidupan Alya sebenarnya adalah yang tidak direncanakan. Sehingga dalam menjalankan peran sebagai Ibu, Alya banyak tidak tahunya.
Ditambah lagi, tidak ada partner yang bisa diajak berdiskusi dalam membesarkan sang anak. Pada akhirnya, Alya juga berada di bawah bayang-bayang Ibunya dalam segala keputusan hidup,” kata produser dan pemeran Prilly Latuconsina.
Bagi Bryan Domani, memerankan karakter Ben juga menjadi hal baru baginya. Di film ini, ia menemukan dimensi berbeda dari sebuah hubungan romansa. “Akhirnya aku mendapatkan peran yang berada dalam sebuah hubungan cinta dewasa di film ini. Bagiku, di film ini, ini adalah cinta yang jujur dan tidak egois. Di film ini, penonton akan melihat perjalanan kedewasaan dari sebuah hubungan
cinta,” ujar produser dan pemeran Bryan Domani.
Sementara itu, Marissa Anita yang memerankan Ibu Rahma, Ibu dari Alya,
mengungkapkan tentang karakternya sebagai Ibu tunggal yang ditinggal pergi sang suami. Menurutnya, patah hati terbesar yang dialami di film ini adalah ketika ia harus membesarkan sang anak dan cucunya sendiri tanpa kehadiran suaminya.
Hal itu pula yang membuat karakternya sangat protektif terhadap Alya dan berujung ikut campur dalam urusan cinta sang anak. “Cinta yang tidak direstui itu tentu hal yang berat dari sudut pandang anak. Secara alamiah, anak ingin membuat bahagia orangtuanya. Pada akhirnya ia
mengesampingkan kebahagiaan diri. Saya berharap orangtua bisa memiliki
kebijaksanaan untuk membiarkan anaknya bahagia dalam hal apapun, menjalani hidupnya dan mencari kebahagiaannya sendiri,” ujar Marissa Anita.
Share this content:


